AUTOIMUN



AUTOIMUN  ( Oleh : Windi Aditya Hasanah )

Autoimunitas adalah respon imun terhadap antigen tubuh sendiri yang disebabkan oleh mekanisme normal yang gagal berperan untuk mempertahankan self-tolerance sel B, sel T atau keduanya. Respon imun terlalu aktif menyebabkan disfungsi imun yang disebut autoimunitas. Sistem imun gagal untuk memusnahkan dengan tepat antara "self" dan "nonself", dan menyerang bagian dari tubuh. Dibawah keadaan sekitar yang normal, banyak sel T dan antibodi bereaksi dengan peptida "self". Satu fungsi sel (terletak di timus dan sumsum tulang) adalah untuk memunculkan limfosit muda dengan antigen self yang diproduksi pada tubuh dan untuk membunuh sel tersebut yang dianggap antigen sendiri, mencegah autoimunitas.
Penyakit autoimun adalah kelainan tubuh yang disebabkan oleh reaksi respon imun terhadap sel tubuh sendiri yang dianggap sebagai antigen, sehingga menyebabkan kerusakan organ tubuh. Biasanya antibodi yang menyerang diri sendiri ini bisa terbentuk karena adanya rangsangan virus sebelumnya, sehingga antibodi ikut beredar ke seluruh tubuh dan dapat memberikan kerusakan organ pada tubuh kita. Gangguan autoimun dapat mempengaruhi satu atau lebih organ atau jaringan. Organ dan jaringan yang umumnya terkena oleh gangguan autoimun adalah sel darah merah, pembuluh darah, jaringan ikat, kelenjar endokrin seperti tiroid atau pankreas, otot, sendi, dan kulit.

Beberapa Faktor Risiko Terkena Penyakit Autoimun
Sejauh ini penyebab penyakit autoimun masih belum diketahui. Meski demikian, ada beberapa faktor yang memicu seseorang berisiko menderita penyakit autoimun. Beberapa hal di bawah ini bisa menjadikan seseorang berisiko terjangkit penyakit autoimun.
  • Lingkungan
Faktor lingkungan ditengarai merupakan hal penting kenapa seseorang bisa terkena penyakit autoimun. Faktor lingkungan antara lain adalah paparan bahan tertentu seperti merkuri.
  • Perubahan hormon
Beberapa penyakit autoimun sering kali menyerang perempuan pasca melahirkan. Hal ini menyebabkan hadirnya sebuah asumsi bahwa penyakit autoimun terkait dengan perubahan hormon, seperti saat hamil, melahirkan, atau menopause.

  • Infeksi
Beberapa gangguan terkait penyakit autoimun sering kali dikaitkan dengan terjadinya infeksi. Hal ini wajar karena sebagian gejala diperburuk oleh infeksi tertentu.
  • Genetik atau keturunan
Risiko terbesar terkait penyakit autoimun yang diprediksi para ahli adalah faktor genetik. Meski demikian, faktor ini dianggap bukan satu-satunya yang bisa memicu reaksi kekebalan tubuh.
Meski penyakit autoimun masih belum diketahui penyebabnya, namun kita bisa mewaspadai diri sendiri dengan memerhatikan faktor risiko. Segera periksakan diri ke dokter jika mengalami gejala-gejala terkait penyakit-penyakit di atas. Makin cepat diketahui, maka makin besar kemungkinan untuk bisa disembuhkan.

Penyebab Dan Mekanisme Autoimmun
Reaksi autoimun dapat dicetuskan oleh beberapa hal :

 Senyawa yang ada di badan yang normalnya dibatasi di area tertentu (disembunyikan dari sistem kekebalan tubuh) dilepaskan ke dalam aliran darah. Misalnya, pukulan ke mata bisa membuat cairan di bola mata dilepaskan ke dalam aliran darah. Cairan merangsang sistem kekebalan tubuh untuk mengenali mata sebagai benda asing dan menyerangnya.

  Senyawa normal di tubuh berubah, misalnya, oleh virus, obat, sinar matahari, atau radiasi. Bahan senyawa yang berubah mungkin kelihatannya asing bagi sistem kekebalan tubuh. Misalnya, virus bisa menulari dan demikian mengubah sel di badan. Sel yang ditulari oleh virus merangsang sistem kekebalan tubuh untuk menyerangnya.

  Senyawa asing yang menyerupai senyawa badan alami mungkin memasuki badan. Sistem kekebalan tubuh dengan kurang hati-hati dapat menjadikan senyawa badan mirip seperti bahan asing sebagai sasaran. Misalnya, bakteri penyebab sakit kerongkongan mempunyai beberapa antigen yang mirip dengan sel jantung manusia. Jarang terjadi, sistem kekebalan tubuh dapat menyerang jantung orang sesudah sakit kerongkongan (reaksi ini bagian dari demam rheumatik).
  Sel yang mengontrol produksi antibodi misalnya, limfosit B (salah satu sel darah putih) mungkin rusak dan menghasilkan antibodi abnormal yang menyerang beberapa sel badan.

  Keturunan mungkin terlibat pada beberapa kekacauan autoimun. Kerentanan kekacauan, daripada kekacauan itu sendiri, mungkin diwarisi. Pada orang yang rentan, satu pemicu, seperti infeks virus atau kerusakan jaringan, dapat membuat kekacauan berkembang. Faktor hormonal juga mungkin dilibatkan, karena banyak kekacauan autoimun lebih sering terjadi pada wanita.


Bagaimana Autoimun Bekerja?

Sistem kekebalan tubuh bekerja dalam dua langkah, yaitu:
  • Membedakan sel-sel asing dengan sel-sel tubuh sendiri, kemudian mengambil tindakan terhadap sel-sel asing.
  • Jika langkah pertama tak sukses, diambil langkah kedua, terdiri dari 2 kemungkinan: Pertama, sistem kekebalan tubuh diredam dan tubuh tak lagi mengenali sel-sel asing, seperti pada kasus HIV-AIDS, di mana sistem kekebalan tubuh melemah. Kedua, sistem kekebalan tidak diredam sehingga menyerang sel-sel tubuh sendiri maupun sel-sel asing tanpa kecuali. Ini terjadi pada kasus penyakit autoimun. Saat itu, sistem kekebalan tubuh Anda menjadi benar-benar berada di luar kendali.

Apa gejala-gejala penyakit autoimun?

Penyakit autoimun bisa berdampak pada banyak bagian tubuh. Ada lebih dari 100 jenis penyakit autoimun, mulai dari yang ringan sampai berat. Karena sangat beragam, maka gejalanya pun bervariasi. Namun, beberapa penyakit autoimun memiliki gejala-gejala yang sama. Itu sebabnya autoimun sering disebut sebagai penyakit dengan seribu wajah.
  • Nyeri di sekujur tubuh. Nyeri yang membuat badan seperti ditusuk-tusuk.
  • Nyeri sendi. Bagian sendi yang paling sering diserang adalah sendi lutut, sendi di pergelangan tangan, punggung tangan hingga buku-buku jari. Nyeri ini terjadi di kedua sisi kiri dan kanan. Nyeri ini juga sering diiringi pembengkakan dan/atau kekakuan, sehingga membuat Anda sangat kesakitan dan sulit bergerak.
  • Fatigue, yakni rasa lelah berlebihan dan berkepanjangan, seperti Anda habis berlari jauh, membuat energi tubuh seperti terkuras habis. Bahkan untuk mengangkat badan dari tempat tidur saja terasa berat.
  • Timbul demam ringan. Bila dipegang oleh orang lain, badan akan terasa agak hangat, namun ketika diperiksa dengan termometer, suhunya masih normal (pada batas atas), sekitar 37,4 - 37,5 derajat Celsius.
  • Rambut mengalami kerontokan parah.
  • Sering terkena sariawan.
  • Brain fog. Disebut demikian karena otak sewaktu-waktu seperti tertutup kabut, sehingga untuk sesaat Anda kehilangan memori, fokus, dan konsentrasi, entah sedang menulis maupun saat berbicara.

Pengobatan

Pengobatan memerlukan kontrol reaksi autoimmune dengan menekan sistem kekebalan tubuh. Tetapi, beberapa obat digunakan reaksi autoimmune juga mengganggu kemampuan badan untuk berjuang melawan penyakit, terutama infeksi.

Obat yang menekan sistem kekebalan tubuh (imunosupresan), seperti azathioprine, chlorambucil, cyclophosphamide, cyclosporine, mycophenolate, dan methotrexate, sering digunakan, biasanya secara oral dan seringkal denganjangka panjang. Tetapi, obat ini menekan bukan hanya reaksi autoimun tetapi juga kemampuan badan untuk membela diri terhadap senyawa asing, termasuk mikro-jasad penyebab infeksi dan sel kanker. Kosekwensinya, risiko infeksi tertentu dan kanker meningkat.

Sering, kortikosteroid, seperti prednison, diberikan, biasanya secara oral. Obat ini mengurangi radang sebaik menekan sistem kekebalan tubuh. KortiKosteroid yang digunakan dlama jangka panjang memiliki banyak efek samping. Kalau mungkin, kortikosteroid dipakai untuk waktu yang pendek sewaktu gangguan mulai atau sewaktu gejala memburuk. Tetapi, kortikosteroid kadang-kadang harus dipakai untuk jangka waktu tidak terbatas.

Ganggua autoimun tertentu (misalnya, multipel sklerosis dan gangguan tiroid) juga diobati dengan obat lain daripada imunosupresan dan kortikosteroid. Pengobatan untuk mengurangi gejala juga mungkin diperlukan.

Etanercept, infliximab, dan adalimumab menghalangi aksi faktor tumor necrosis (TNF), bahan yang bisa menyebabkan radang di badan. Obat ini sangat efektif dalam mengobati radang sendi rheumatoid, tetapi mereka mungkin berbahaya jika digunakan untuk mengobati gangguan autoimun tertentu lainnya, seperti multipel sklerosis. Obat ini juga bisa menambah risiko infeksi dan kanker tertentu.

Obat baru tertentu secara khusus membidik sel darah putih. Sel darah putih menolong pertahanan tubuh melawan infeksi tetapi juga berpartisipasi pada reaksi autoimun. Abatacept menghalangi pengaktifan salah satu sel darah putih (sel T) dan dipakai pada radang sendi rheumatoid. Rituximab, terlebih dulu dipakai melawan kanker sel darah putih tertentu, bekerja dengan menghabiskan sel darah putih tertentu (B lymphocytes) dari tubuh. Efektif pada radang sendi rheumatoid dan dalam penelitain untuk berbagai gangguan autoimun lainnya. Obat lain yang ditujukan melawan sel darah putih sedang dikembangkan.

Plasmapheresis digunakan untuk mengobati sedikit gangguan autoimun. Darah dialirkan dan disaring untuk menyingkirkan antibodi abnormal. Lalu darah yang disaring dikembalikan kepada pasien. Beberapa gangguan autoimun terjadi tak dapat dipahami sewaktu mereka mulai. Tetapi, kebanyakan gangguan autoimun kronis. Obat sering diperlukan sepanjang hidup untuk mengontrol gejala. Prognosis bervariasi bergantung pada gangguan.








(Lachmann,Peters D.K, 2006. Clinical Aspects Of Immunology. 5 thn Edn. Blackwell Scientific publications, oxford.)




PENYAKIT AUTOIMUN ( Oleh : RaudhyaTuhzahra )
Penyakit autoimun terjadi ketika sistem kekebalan tubuh seseorang mengalami gangguan sehingga menyerang jaringan tubuh itu sendiri. Padahal seharusnya sistem imun hanya menyerang organisme atau zat-zat asing yang membahayakan tubuh.
Gangguan autoimun terjadi ketika sistem kekebalan tubuh seseorang keliru menyerang jaringan tubuh sendiri. Gangguan autoimun dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu organ spesifik dan non-organ spesifik. Organ-spesifik berarti satu organ tertentu yang terkena, sedangkan non-organ spesifik artinya sistem imun menyerang beberapa organ atau sistem tubuh yang lebih luas.
Adapun jenis jenis penyakit autoimun dan cara pengobatannya anatara lain :
1.                  Diabetes Tipe I
Kondisi penyakit yang masih sangat bergantung terhadap insulin ini cukup serius dan tidak bisa disembuhkan secara total. Karena umumnya diderita oleh seseorang yang usianya belum mencapai 40 tahun dan kebanyakan juga anak-anak remaja, maka tak heran jika nama lain dari diabetes tipe 1 adalah diabetes ‘remaja.’ Diabetes tipe 1 adalah diabetes yang membuat insulin tidak terproduksi dengan baik oleh karena organ pankreas yang mengalami kerusakan.

Penyebab
1.      Faktor genetik.
2.      Kerusakan pankreas.
3.      Insulin tidak berfungsi.
4.      Sel-sel dalam pankreas terserang oleh sistem kekebalan tubuh.
Proses
Pankreas milik penderita akan mengalami kesulitan dalam menghasilkan insulin padahal insulin inilah yang bertugas mengontrol kadar gula darah. Ada kekeliruan di mana sistem daya tahan tubuh malah justru menyerang organ pankreas, yaitu bagian sel-selnya sehingga otomatis menghentikan produksi insulin. Kekebalan tubuh yang tak bekerja dengan baik ini malah bisa membuat tubuh dalam bahaya.
Cara Mencegah/Mengatasi
·         Menghindari makanan berkandungan gluten sejak dini.
·         Menghindari susu sapi sejak dini.
·         Menyusui (ini khusus untuk para ibu pasca melahirkan dan dengan durasi menyusui lebih lama diyakini mampu membuat risiko diabetes tipe 1 turun).

2. RheumatoidArthritis

Kondisi ini juga dikenal dengan istilah radang sendi di mana antibodi diproduksi oleh sistem daya tahan tubuh. Kemudian antibodi ini justru malah menyerang bagian pelapis sendi. Bila sampai diabaikan, kerusakan permanen bisa terjadi di bagian sendi.

Penyebab
·         Sistem daya tahan tubuh melakukan penyerangan terhadap diri sendiri.
·         Antibodi terkirim ke lapisan persendian, bukan terhadap bakteri maupun virus.
·         Merokok bisa meningkatkan risiko.
·         Faktor genetik.
Proses
Antibodi yang seharusnya tercipta untuk melawan virus serta bakteri malah bisa menyerang bagian pelapis sendi, dan apabila tidak mendapat penanganan sesegera mungkin keadaan akan menjadi serius. Nyeri, bengkak dan radang akan terjadi pada sendi. Penderita membutuhkan obat suntik atau oral yang bisa membuat agresivitas sistem kekebalan tubuh berkurang.
Cara Mencegah/Mengatasi
·         Obat penghilang rasa sakit.
·         Terapi atau perawatan biologis.
·         DMARDs atau disease-modifying anti-rheumaticdrugs/obat anti-rematik modifikasi-penyakit.

3. Psoriasis

Masalah kesehatan satu ini menyerang bagian kulit di mana kondisi ini berawal dari adanya sistem kekebalan tubuh yang terlalu aktif sehingga keadaan kulit pun menjadi kronis. Biasanya, gejala yang akan muncul adalah rasa perih dan gatal yang timbul di kulit kepala, siku, punggung pada bagian bawah, serta lutut meski memang gejala bisa muncul di bagian tubuh lainnya juga.

Penyebab
·         Obat-obatan tertentu, termasuk obat antimalaria, tekanan darah tinggi, serta litium.
·         Minuman beralkohol alias minuman keras secara berlebihan.
·         Kulit yang cedera, seperti terkena panasnya matahari, gigitan serangga, atau tergores benda tajam.
·         Infeksi pada bagian tenggorokan.
Proses
Sel-T adalah sel darah yang ada pada sistem daya tahan tubuh dan inilah yang menyebabkan kondisi psoriasis di mana Sel-T berkumpul di bagian kulit sehingga ada timbul rangsangan yang membuat proses reproduksi lebih cepat. Kulit pun akhirnya menjadi bersisik dan muncul warna seperti keperakan.
Cara Mencegah/Mengatasi
·         Mengonsumsi minyak ikan.
·         Menggunakan pelembab.
·         Menggunakan lidah buaya untuk mengurangi luka. 

4. Graves’ Disease

Jenis penyakit autoimun ini bisa malah menimbulkan penyakit kulit pretibialmyxedema, bola mata menonjol atau Exophthalmos, maupun kelenjar tiroid yang aktif dan besar (hipertiroidisme). Penyakit ini merupakan penyakit tiroid paling umum yang sulit dideteksi namun terbilang gampang untuk diobati.
Penyebab
·         Kebiasaan merokok
·         Obat-obatan tertentu, terutama yang ada yodium di dalamnya.
·         Kondisi stres.
·         Faktor genetik dan gender.
·         Autoantibodi
Proses
Kelenjar tiroid dapat muncul dikarenakan penyakit autoimun satu ini dan ketika kelenjar tersebut makin aktif, sejumlah gejala akan muncul. Mata yang menonjol, penurunan berat badan drastis dan tidak jelas, gampang terpancing emosi dan mengalami gangguan tidur adalah serangkaian hal yang terjadi pada si penderita selain dari tangan yang gemetaran (tremor), otot lemah, serta hawa panas. Berikut juga periode datang bulan yang terbilang sangat singkat.
Cara Mencegah/Mengatasi
·         Pemberian obat anti-tiroid.
·         Terapi radio-iodin.
·         Pengangkatan tiroid secara total melalui operasi.

5. Lupus

Penyakit lupus juga dikenal juga dengan istilah systemic lupus erythematosus dan penyakit autoimun satu ini bisa membuat antibodi berkembang dengan pesat yang malah dapat merugikan tubuh manusia. Menyerang beberapa bagian tubuh, penyakit ini cukup berbahaya dan serius karena untuk mengobatinya pun diketahui fungsi imun harus diturunkan.
Penyebab
·         Obat-obatan tertentu.
·         Terpapar sinar matahari.
·         Perubahan hormon, seperti saat hamil atau pubertas, dan terjadi pada wanita.
·         Faktor genetika.

Proses
Seseorang bisa dengan mudah membuat antibodi di dalam tubuhnya berkembang yang kemudian seluruh jaringan tubuh diserang oleh antibodi tersebut. Ada sejumlah bagian tubuh yang dapat diserang, yaitu jaringan saraf, ginjal, paru-paru dan juga bagian sendi. Penderitanya akan mengalami yang namanya sensitivitas tinggi terhadap sinar matahari, kerontokan rambut, demam dan bahkan ruam serta berat badan yang turun drastis.
Cara Mencegah/Mengatasi
·         Menghindari sinar matahari yang jahat dengan mengoleskan tabir surya sebelum pergi, mengenakan kacamata hitam dan topi, serta mengenakan celana panjang serta baju lengan panjang.
·         Penggunaan obat anti-inflamasi non-steroid.
·         Membentuk sistem daya tahan tubuh melalui pola hidup sehat (makan sayur dan buah, berolahraga, menghindari minuman keras, serta istirahat yang cukup).

6. Vitiligo

Termasuk menjadi salah satu penyakit autoimun, vitiligo ini adalah sebuah keadaan yang bisa membuat bercak-bercak putih muncul di kulit manusia. Kondisi ini bisa menyerang siapa saja dari segala usia, namun umumnya yang mengidap adalah orang-orang yang masih berada di usia 20-an.
Penyebab
·         Terpapar senyawa kimia tertentu.
·         Terbakar matahari.
·         Mengalami stres.
·         Mengidap autoimun yang lainnya, entah itu diabetes, hipertiroidisme atau bahkan penyakit Addison.
·         Faktor keturunan.
·         Efek kosmetik yang bahan kandungannya berbahaya bagi kulit.
·         Efek samping dari adanya sakit cacingan atau tifus.
·         Akibat dari luka bakar.
·         Parasit yang memang menyebabkan adanya penyakit kulit.
Proses
Penyakit ini adalah suatu kondisi di mana sel-sel pemberi warna pada kulit diserang oleh autoimun sehingga bisa memberi dampak buruk bagi jaringan yang ada di hidung dan mulut. Gejala yang paling terlihat di sini adalah adanya bercak-bercak berwarna putih dan bercak-bercak tersebutlah yang sangat mudah terkena dan terbakar sinar matahari; sifat dari bercak itupun juga permanen. Meski tak terasa sakit dan juga tak menimbulkan ruam, ada rasa gatal pada bercak tersebut yang kadang dirasakan penderita.
Cara Mencegah/Mengatasi
·         Menghindari paparan cahaya matahari secara langsung dengan mengenakan pelindung.
·         Memanfaatkan antioksidan yang bisa didapat dengan mengonsumsi vitamin E dan C bersama dengan konsumsi sumber makanan dari vitamin B12 dan asam folat.

7. Scleroderma

Jika Anda mengalami yang namanya penebalan kulit atau kulit yang menjadi keras, inilah penyakit kelainan autoimunscleroderma di mana area yang paling sering terkena adalah kaki, tangan dan wajah. Organ dalam pun tak luput dari kondisi ini, seperti sistem pencernaan serta pernapasan.
Penyebab
·         Faktor genetik.
·         Faktor lingkungan.
Proses
Kulit yang mengeras tersebut bisa terjadi dikarenakan adanya kolagen yang diproduksi secara berlebihan oleh sel-sel pada jaringan penghubung kulit yang merupakan hasil dari sistem daya tahan tubuh yang fungsinya tidak terkontrol lagi. Meski memang terjadi di luar, yaitu di kulit, namun penyakit ini bisa juga menyerang bagian dalam tubuh, seperti bagian ginjal, jantung, paru-paru, usus, dan bahkan juga esofagus. Itulah mengapa gejala sulit menelan atau disfagia bisa terjadià
Cara Mencegah/Mengatasi
·         Penggunaan obat yang mampu menghambat enzim pengubah angiotensin demi mengurangi risiko komplikasi.
·         Penggunaan obat-obatan anti-inflamasi non-steroid.
·         Terapi peregangan tubuh dan fisioterapi.
Ada Beberapa penyakit autoimun lainnya yang mungkin jarang anda dengar, berikut beberapa diantaranya.
·         Sindrom sjogren, salah satu penyakit auto imun yang menyerang jaringan kelenjar eksokrin tubuh yang menghasilkan cairan pelumas/pelembap, seperti air liur, air mata, dan keringat. Penyakit ini akan mengakibatkan produksi cairan pelumas/pelembap berkurang drastis sehingga kulit, mata, dan mulut kering, bibir kering dan pecah-pecah.
·         Sindrom behcet, penyakit ini menyerang pembuluh darah tipis, mata, seperti area rongga mulut, dan daerah genital. Gejala awal yang menjadi penyebab penyakit ini berbeda-beda pada setiap orang. sariawan yang sangat sakit adalah tanda paling umum dari penyakitpenyebab sering sariawan Luka sariawan pada umumnya akan sembuh dalam tujuh – 21 hari, meskipun nanti akan muncul kembali.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jalur Aktivasi Komplemen

Sitokin

Terapi imunosupresan (oleh : Trisna noviani)