Sitokin
(oleh : Hanum Kusuma Dewi)
Ø Definisi
Sitokin
Sitokin adalah suatu molekul protein
yang dikeluarkan oleh sel ketika diaktifkan oleh antigen. Sitokin terlibat
dalam komunikasi sel-sel, bertindak sebagai mediator untuk meningkatkan respon
imun (lihat sistem kekebalan tubuh) melalui interaksi dengan reseptor permukaan
sel tertentu pada leukosit. Sitokin dihasilkan sebagai respon terhadap stimulus sistem
imun. (Horst ,2013)
Ø
Sifat
Umum Sitokin
Sitokin dapat memberikan efek langsung dan
tidak langsung.
Sitokin yang berefek
langsung memiliki ciri:
1.
Lebih dari satu efek terhadap berbagai jenis sel
(pleiptropi)
2.
Autoregulasi (fungsi autokrin)
3.
Terhadap sel yang letaknya tidak jauh (fungsi
parakin)
Sedangkan Sitokin yang berefek
tidak langsung mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1.
Menginduksi ekspresi reseptor untuk sitokin lain
atau bekerja sama dengansitokin lain dalam merangsang sel (sinergisme)
2.
Mencegah ekspresi reseptor atau produksi sitokin
(antagonisme)
Ø
Sitokin
sendiri memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1.
Sitokin adalah polipeptida yang diproduksi
sebagai respons terhadap rangsangmikroba dan antigen lainnya dan antigen
lainnya dan berperan sebagaimediator pada reaksi imun dan inflamasi.
2.
Sekresi sitokin terjadi cepat dan hanya
sebentar, tidak disimpan sebagaimolekul preformed. Kerjanya sering pleiotropik
(satu sitokin bekerja terhadap berbagai jenis sel yang menimbulkan berbagai efek) dan redundan (berbagaisitokin
menunjukkan efek yang sama). Oleh karena itu, efek antagonis satusitokin tidak
akan menunjukkan hasil nyata karena ada kompensasi dari sitokinyang lain.
3.
Sitokin sering berpengaruh terhadap sintesis dan
efek sitokin yang lain.
4.
Efek sitokin dapat lokal atau sistemik.
5.
Sinyal luar mengatur ekspresi reseptor sitokin
atau respons sel terhadap sitokin.
6.
Efek sitokin terjadi melalui ikatan dengan reseptornya
pada membran selsasaran.
7.
Respons selular terhadap kebanyakan sitokin
terdiri atas perubahan ekpresigen terhadap sel sasaran yang menimbulkan
ekspresi fungsi baru dan kadang proliferasi sel sasaran.
Ø
Fungsi
Sitokin
Sitokin berperan dalam imunitas
nonspesifik dan spesifik dan mengawali,mempengaruhi dan meningkatkan respons
imun nonspesifik. Pada imunitas nonspesifik,sitokin diproduksi makrofag dan sel
NK (natural killer), berperan pada inflamasi dini,merangsang poliferasi,
diferensiasi dan aktivasi sel efektor khusus seperti makrofag.Pada imunitas
spesifik sitokin yang diproduksi sel T mengaktifkan sel-sel imun spesifik.
Ø Mekanisme
Kerja
Sitokin bekerja dengan mengikat
reseptor-reseptor membran spesifik, yang kemudian membawa sinyal ke sel melalui
second messenger (tirosin kinase), untuk mengubah aktivitasnya (ekspresi gen).
Respon-respon terhadap sitokin diantaranya meningkatkan atau menurunkan
ekspresi protein-protein membran termasuk reseptor-reseptor sitokin,
proliferasi, dan sekresi molekul-molekul efektor. Sitokin bisa bereaksi
pada sel-sel yang mensekresikanya disebut juga aksi autokrin, atau pada
sel-sel terdekat dari sel sel yang mensekresikanya atau disebut juga aksi
parakrin. Sitokin bisa juga beraksi secara sinergis jika dua atau lebih sitokin
beraksi secara bersama-sama atau secara antagonis jika aktivitas sitokinya
berlawanan. Sitokin meliputi kemokin, interferon, interleukin, limfokin dan tumor
necrosis factor. Sitokin diproduksi oleh
berbagai sel, termasuk sel-sel kekebalan tubuh seperti makrofag, limfosit B, limfosit T dan sel mast, endotel, fibroblas, dan berbagai sel stroma. (Lackie,2010).
Ø Klasifikasi
sitokin :
a. Berdasarkan
sel yang mensekresikanya, sitokin diklasifikasikan sebagai berikut
yaitu:
1. limfokin
(sitokin yang dihasilkan limfosit)
2. monokin
(sitokin yang dihasilkan monosit)
3. kemokin
(sitokin dengan aktivitas kemotaktik)
4. interleukin
(sitokin yang dihasilkan oleh satu leukosit dan beraksi pada leukosit lainnya)
b. Berdasarkan
fungsi , sitokin dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. tipe 1 (Inf-γ, TNF,
dll),
2. tipe 2 (TGF-β, IL-4 , IL-10 , IL-13 , dll), yang mendukung respon antibodi
Ø
Klasifikasi Sitokin Menurut Fungsi
Sitokin dapat diklasifikasikan dalam 3 kelompok fungsional
berdasarkan aktivitas biologiknya yang utama, yaitu :
1.
Mediator dan regulator imunitas bawaan
Kelompok
sitokin ini terutama diproduksi oleh fagosit mononuklear sebagai respon
terhadap agen infeksi. PAMP’s seperti lipopolisakarida atau LPS, dsRNA virus,
berikatan dengan TLR pada permukaan sel atau dalam endosom makrofag dan
merangsang sintesis dan sekresi beberapa jenis sitokin. Sitokin yang sama dapat
juga disekresi oleh makrofag yang diaktifasi oleh limfosit-T yang distimulasi
oleh antigen sehingga bagian dari respon imun didapat.
2.
Mediator dan regulator imunitas didapat
Kelompok
sitokin ini diproduksi terutama oleh limfosit-T sebagai respon terhadap
pengenalan spesifik antigen asing. Sitokin yang diproduksi sel T berfungsi
terutama untuk mengatur pertumbuhan dan diferensiasi berbagai populasi
limfosit, dengan demikian memegang peranan penting pada fase aktifasi respon
imun yang bergantung pada sel T. Sitokin yang lain yang diproduksi oleh sel T
merekrut, mengaktifasi dan mengatur sel-sel efektor spesifik seperti fagosit
mononuklear, neutrofil, dan eosinofil untuk mengeliminasi antigen dalam fase
respon imun yang didapat.
3.
Stimulator homopoesis
Diproduksi
oleh sel-sel stroma dalam sum-sum tulang, leukosit, dan sel-sel lain, dan
merangsang pertumbuhan dan diferensiasi leukosit imatur.
Tabel sitokin imunitas bawaan dan didapat :
Imunitas
bawaan
|
Imunitas
didapat
|
|
contoh
|
TNF,
IL-1, IL-2, IFN-
|
IL-2,
IL-4, IL-5, IFN ϒ
|
Sumber
utama
|
Makrofag,
sel NK
|
Limfosit-T
|
Fungsi
fisiologi utama
|
Mediator
inflamasi (lokal dan sistemik)
|
Mengatur
pertumbuhan dan diferensiasi limfosit, aktifasi sel-sel efektor (makrofag,
eosinofil, mastosit)
|
Rangsangan
|
LPS
(Endotoksin), peptidoglikan bakteri, RNA virus, sitokin yang dihasilkan sel-T
(IFN)
|
Antigen
protein
|
Jumlah
diproduksi
|
Banyak;
dapat dideteksi dalam serum
|
Pada
umumnya sedikit, tidak terdeteksi dalam serum
|
Efek
lokal atau sistemik
|
Keduanya
|
Biasanya
hanya lokal
|
Peran
dalam penyakit
|
Penyakit
sistemik (misalnya renjatan sistemik)
|
Kerusakan
jaringan lokal (misalnya inflamasi granulomatosa)
|
inhibitor
|
kortikosteroid
|
Siklosforin
|
Ø
Sitokin Dalam Pengobatan
Dengan teknik rekombinan DNA,
sitokin dapat diproduksi dalam jumlah besar. Sesuai dengan peranan biologisnya,
maka sitokin dapat digunakan sebagai penggantikomponen sistem imun yang
imunokompromais atau untuk mengerahkan sel-sel yang diperlukan dalam menanggulangi
defisiensi imun primer atau sekunder, merangsang sel sistem imun dalam respons
terhadap tumor, infeksi bakteri atau virus yang berlebihan.
Kelainan pada produksi sitokin
atau reseptornya berhubungan dengan beberapa jenis kanker. Kadar IL-6 yang
sangat tinggi dilepas oleh sel miksoma jantung (tumor jinak jantung), mieloma,
sel plasmasitoma, kanker serviks dan kandung kemih. Pada mieloma dan plasmasitoma,
IL-6 nampaknya berperan autokrin yang merangsang proliferasi sel. antiodi
monoklonal IL-6 yang ditambahkan ke biakan sel mieloma in vitro akan menghambat
pertumbuhan sel.
Macam sitokin individual
1. Interleukin-1
Interleukin-1
atau IL-1 dikenal sebagai leucocyte activating factor atau LAF, B cell
activating factor (BAF), mononuclear cell factor (MCF), leucocyte endogenous
mediator (LEM), homopoetin-1 dan sejumlah nama lain, tetapi dengan ditemukannya
antibodi terhadap IL-1 dan rekombinan IL-1, saat ini IL-1 diberikan kepada
substansi ini. Monosit atau makrofag teraktifasi baik makrofag yang disebut sel
kupfer, sel langerhans, sel dendritik, maupun makrofag yang terdapat dalam
paru-paru, limfa atau tempat lain merupakan sumber utama IL-1. IL-1 juga dapat
disintesis oleh hampir semua sel berinti yang lain, tetapi tidak oleh
eritrosit. Fungsi utama IL-1 adalah mediator respon inflamasi pejamu pada
imunitas bawaan atau nonspesifik.
2. Interleukin-2
Merupakan faktor pertumbuhan untuk
sel T yang teraktifasi oleh antigen dan bertanggung jawab atas ekspansi klonal
sel T setelah pengenalan antigen. IL-2 ditemukan pada tahun 1976 dan semula
dikenal dengan nama T cell growth factor atau TCGF, thymocyte mitogenic factor
(TMF). IL-2 dapat menginduksi proliferasi sel T dan terutama menginduksi sel T
yang memproduksinya sehingga ia berfungsi sebagai faktor pertumbuhan autokrin.
3. Interleukin-3
Dikenal
dengan nama multi-CSF, burst promoting activity, mast cell growth factor dan
thy-1 inducing factor. IL-3 diproduksi oleh sel T (Th1 maupun Th2), sel NK dan
mastosit, dan mempunyai pengaruh yang jelas pada pertumbuhan dan diferensiasi
semua liniage sel homopoitik.
4. Interleukin-4
Diproduksi
oleh sel T, mastosit dan sel B CD5. IL-4 memegang peran penting pada proses
class-switching imunoglobin, memudahkan class-switch menjadi IgG-1 dan IgE,
sementara menekan pembentukan IgM, IgG-3, IgG-2a dan IgG-2b.
5. Interleukin-5
Sebagai
faktor pertumbuhan sel B pada mencit karena mampu merangsang pertumbuhan dan
produksi antibodi oleh sel B. Sitokin ini diproduksi oleh Th-2 dan sel mastosit
yang teraktifasi. Fungsi utama IL-5 adalah merangsang pertumbuhan dan
diferensiasi iosinofil dan mengaktifasi iosinofil.
6. Interleukin-6
Dahulu
dikenal sebagai IFN-β2, hepatocyte stimulating factor dan plasmocytoma growth
factor dan merupakan sitokin yang berfungsi pada imunitas bawaan maupun
didapat. Sumber utama IL-6 adalah makrofag, walaupun limfosit didaerah
inflamasi juga dapat mensekresikan sejumlah besar IL-6.
7. Interleukin-7
Diproduksi
oleh sel-sel stroma dan berperan dalam poliferasi sel progenitor limfosit B dan
T.
8. Interleukin-8
Merupakan sitokin yang termasuk golongan
peptida dengan berat molekul rendah yang mempunyai sifat kemotaktik dan dapat
meningkatkan adesi PMN pada endotel vaskular. Sitokin ini meningkatkan adesi
leukosit pada endotel vaskuler dan mempercepat rekuitmen leukosit ketempat
inflamasi.
9. Interleukin-9
Ada 2 substansi dengan sifat
berbeda yang diduga merupakan IL-9 yaitu leukemia inhibitori factor (LIF) dan P
40. LIF dapat menyebabkan sel leukemia mieloid M1 berdiferensiasi menjadi
makrofag. P 40 adalah suatu substansi yang diproduksi oleh sel T CD4.
10. Interleukin-10
Fungsi
utama IL-10 adalah menghambat produksi beberapa jenis sitokin (TNF, IL-1,
chemokine, dan IL-12), dan menghambat fungsi makrofag dan sel dendritik dalam
memantu aktifasi sel T sehingga bersifat imunosupresi.
11. Interleukin-12
Dikenal
sebagai aktifator fungsi sitolitik sel NK yang diproduksi oleh makrofag tetapi
sekarang diketahui bahwa IL-12 merupakan penginduksi yang poten untuk produksi
IFN γ oleh sel T dan sel NK.
12. Interleukin-15
Diproduksi
oleh berbagai jenis sel khususnya sel epitel dan monosit, fungsinya adalah
merangsang poliferasi sel T sitotoksik dan memudahkan pembentukannya, serta
meningkatkan aktifasi sel LAK.
13. Tumor Necrosis Factor (TNF)
Merupakan
mediator utama pada respon inflamasi akut terhadap bakteri gram negatif dan
berperan dalam respon imun bawaan tehadap berbagai mikroorganisme penyebab
infeksi yang lain serta bertanggung jawab atas banyak komplikasi sistemik yang
disebabkan infeksi berat.
Efek Sitokin (Oleh : Gusmeini Eka Putri)
EFEK SITOKININ
Beragamnya efek sitokinin menunjukkan bahwa senyawa tersebut mungkin mempunyai beberapa macam mekanisme kerja dalam jaringan berbeda. Namun secara sederhana diduga bahwa satu efek utama yang yang umum sering diikuti oleh sejumlah efek sekunder,yang bergantung pada keadaan fisiologis sel sasarannya . Seperti hormone lain, penguatan efek utama harus terjadi,karena sitokinin terdapat dalam kosentrasi sangat rendah (0,01 sampai 1µM).Adanya efek pemacuan oleh sitokinin pada pembentukan RNA dan enzim sudah diduga sejak lama,antara lain karena efek sitokinin biasanya terhambat oleh zat penghambat sintesis RNA atau protein (Bhoiwani dan Razdan,1983)
Fungsi Sitokin :
Sitokin berperan dalam imunitas nonspesifik dan spesifik dan mengawali, mempengaruhi dan meningkatkan respons imun nonspesifik.
Pada imunitas nonspesifik, sitokin diproduksi makrofag dan sel NK (natural killer), berperan pada inflamasi dini, merangsang poliferasi, diferensiasi dan aktivasi sel efektor khusus seperti makrofag.
Pada imunitas spesifik sitokin yang diproduksi sel T mengaktifkan sel-sel imun spesifik.
Ada dua macam respon imun yang terjadi apabila ada mikroba yang masuk ke dalam tubuh, yaitu innate dan adaptif respon. Sel yang berperan dalam innate respon adalah sel fagosit (netropil, monosit dan makrofag). Sel yang melepaskan mediator inflamasi (basofil, sel mast dan eosinofil) serta sel natural killer.
Komponen lain dalam innate response ini adalah komplemen, acutephase protein dan sitokin seperti interferon
Adaptive response meliputi proliferasi antigen-specific sel T dan sel B, yang terjadi apabila reseptor permukaan sel ini berikatan dengan antigen. Sel khusus yang disebut dengan antigen-presenting cells (APC) mempresentasikan antigen pada MHC dan berikatan dengan reseptor limfosit. Sel B akan memproduksi imunoglobulin, yang merupakan antibodi yang spesifik terhadap antigen yang dipresentasikan oleh sel APC. Sedangkan sel T dapat melakukan eradikasi mikroba intraseluler dan membantu sel B untuk memproduksi antibodi.17 Sel T CD4 merupakan cytokine-secreting helper cells, sedangkan sel T CD8 merupakan cytotoxic killer cells. Sel T CD4 secaca umum dibagi menjadi dua golongan yaitu T helper tipe 1 (Th-1) dan T helper tipe 2 (Th-2). Sitokin yang disekresi oleh Th-1 adalah IL-2 dan IFN-y sedangkan sitokin yang disekresi Th-2 adalah IL-4, IL-5, IL-6 dan IL-10. Sitokin-sitokin ini juga mempunyai peranan dalam sistem kontrol. Sekresi IFN-g akan menghambat sel Th-2 sedangkan sekresi IL-10 akan menghambat sel Th-1.17,18 Sitokin mempunyai peranan yang penting untuk menentukan tipe respon imunitas tubuh yang efektil untuk melawan agent infeksius. Sekresi IL-12 oleh APC akan menyebabkan sekresi IFN- dari Th-1.
Sitokin akan mengaktivasi makrofag dengan efisien untuk membunuh kuman intraseluler, Secara sederhana digambarkan bahwa produksi sitokin oleh Th-1 memfasilitasi CMI termasuk aktivasi makrofag dan T-cell-mediated cytotoxicity.
Ada tiga kategori fungsi sitokin dalam system imun yaitu:
Sitokin sebagai mediator dan regulator respon imun alami
Sitokin sebagai mediator dan regulator respon imun didapat
Sitokin sebagai stimulator hematopoiesis.
SUMBER : https://klinikalergionline.wordpress.com/2016/06/09/fungsi-sitokin/
PENYAKIT YANG BERHUBUNGAN DENGAN SITOKIN :
Penyakit keseimbangan Th1-Th2 Subset sel Th1-Th2 saling berpengaruh dan diantara kedua subset ada regulasi silang. Contohnya adalah mengenai adanya reaksi silang sitokin adalah lepra yangdisebabkan M.Lepra, patogen intraselular yang bertahan hidup dalam fagosom makrofag.
Syok Septik Gangguan dalam jaring regulator kompleks yang mengatur ekspersi sitokin dan reseptornya dapat menimbulkan sejumlah penyakit seperti renjatan septik yang sering ditemukan dan potensial menyebabkan kematian. Gejalanya berupa tekanan darah menurun, demam, diare dan pembekuan darah yang luas di berbagai organ. Renjatan diduga terjadi akibat endotoksin dinding bakteri yang berikatan dengan TLR pada SD dan makrofag yang memacu produksi IL-1 dan TNF-α berlebihan dan menimbulkan renjatan septik.
Kelainan pada produksi sitokin atau reseptornya berhubungan dengan beberapa jenis kanker
SUMBER : https://alergiku.com/tag/sitokin/
Efek Sitokin (Oleh : Gusmeini Eka Putri)
EFEK SITOKININ
Beragamnya efek sitokinin menunjukkan bahwa senyawa tersebut mungkin mempunyai beberapa macam mekanisme kerja dalam jaringan berbeda. Namun secara sederhana diduga bahwa satu efek utama yang yang umum sering diikuti oleh sejumlah efek sekunder,yang bergantung pada keadaan fisiologis sel sasarannya . Seperti hormone lain, penguatan efek utama harus terjadi,karena sitokinin terdapat dalam kosentrasi sangat rendah (0,01 sampai 1µM).Adanya efek pemacuan oleh sitokinin pada pembentukan RNA dan enzim sudah diduga sejak lama,antara lain karena efek sitokinin biasanya terhambat oleh zat penghambat sintesis RNA atau protein (Bhoiwani dan Razdan,1983)
Fungsi Sitokin :
Sitokin berperan dalam imunitas nonspesifik dan spesifik dan mengawali, mempengaruhi dan meningkatkan respons imun nonspesifik.
Pada imunitas nonspesifik, sitokin diproduksi makrofag dan sel NK (natural killer), berperan pada inflamasi dini, merangsang poliferasi, diferensiasi dan aktivasi sel efektor khusus seperti makrofag.
Pada imunitas spesifik sitokin yang diproduksi sel T mengaktifkan sel-sel imun spesifik.
Ada dua macam respon imun yang terjadi apabila ada mikroba yang masuk ke dalam tubuh, yaitu innate dan adaptif respon. Sel yang berperan dalam innate respon adalah sel fagosit (netropil, monosit dan makrofag). Sel yang melepaskan mediator inflamasi (basofil, sel mast dan eosinofil) serta sel natural killer.
Komponen lain dalam innate response ini adalah komplemen, acutephase protein dan sitokin seperti interferon
Adaptive response meliputi proliferasi antigen-specific sel T dan sel B, yang terjadi apabila reseptor permukaan sel ini berikatan dengan antigen. Sel khusus yang disebut dengan antigen-presenting cells (APC) mempresentasikan antigen pada MHC dan berikatan dengan reseptor limfosit. Sel B akan memproduksi imunoglobulin, yang merupakan antibodi yang spesifik terhadap antigen yang dipresentasikan oleh sel APC. Sedangkan sel T dapat melakukan eradikasi mikroba intraseluler dan membantu sel B untuk memproduksi antibodi.17 Sel T CD4 merupakan cytokine-secreting helper cells, sedangkan sel T CD8 merupakan cytotoxic killer cells. Sel T CD4 secaca umum dibagi menjadi dua golongan yaitu T helper tipe 1 (Th-1) dan T helper tipe 2 (Th-2). Sitokin yang disekresi oleh Th-1 adalah IL-2 dan IFN-y sedangkan sitokin yang disekresi Th-2 adalah IL-4, IL-5, IL-6 dan IL-10. Sitokin-sitokin ini juga mempunyai peranan dalam sistem kontrol. Sekresi IFN-g akan menghambat sel Th-2 sedangkan sekresi IL-10 akan menghambat sel Th-1.17,18 Sitokin mempunyai peranan yang penting untuk menentukan tipe respon imunitas tubuh yang efektil untuk melawan agent infeksius. Sekresi IL-12 oleh APC akan menyebabkan sekresi IFN- dari Th-1.
Sitokin akan mengaktivasi makrofag dengan efisien untuk membunuh kuman intraseluler, Secara sederhana digambarkan bahwa produksi sitokin oleh Th-1 memfasilitasi CMI termasuk aktivasi makrofag dan T-cell-mediated cytotoxicity.
Ada tiga kategori fungsi sitokin dalam system imun yaitu:
Sitokin sebagai mediator dan regulator respon imun alami
Sitokin sebagai mediator dan regulator respon imun didapat
Sitokin sebagai stimulator hematopoiesis.
SUMBER : https://klinikalergionline.wordpress.com/2016/06/09/fungsi-sitokin/
PENYAKIT YANG BERHUBUNGAN DENGAN SITOKIN :
Penyakit keseimbangan Th1-Th2 Subset sel Th1-Th2 saling berpengaruh dan diantara kedua subset ada regulasi silang. Contohnya adalah mengenai adanya reaksi silang sitokin adalah lepra yangdisebabkan M.Lepra, patogen intraselular yang bertahan hidup dalam fagosom makrofag.
Syok Septik Gangguan dalam jaring regulator kompleks yang mengatur ekspersi sitokin dan reseptornya dapat menimbulkan sejumlah penyakit seperti renjatan septik yang sering ditemukan dan potensial menyebabkan kematian. Gejalanya berupa tekanan darah menurun, demam, diare dan pembekuan darah yang luas di berbagai organ. Renjatan diduga terjadi akibat endotoksin dinding bakteri yang berikatan dengan TLR pada SD dan makrofag yang memacu produksi IL-1 dan TNF-α berlebihan dan menimbulkan renjatan septik.
Kelainan pada produksi sitokin atau reseptornya berhubungan dengan beberapa jenis kanker
SUMBER : https://alergiku.com/tag/sitokin/
Komentar
Posting Komentar